Wacana Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, Persuasi, dan Narasi
Menurut Leech, 1974 (Khushartanti, 2009:94-95) wacana deskriptif adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Wacana deskriptif dicirikan oleh adanya detail suatu hal, seperti pada profil. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya.
Contoh:
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa disebrang lembah itu seperti perawan mandi basah; segar, penuh gairah, dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang- batang yang ramping dan meliuk- liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angina tiba-tiba bertiup lebih kencang, pelepah-pelepah itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti tanga-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran.
Wacana deskripsi banyak digunakan dalam katalog penjualan dan juga data-data kepolisian. Kalimat yang digunakan dalam wacana deskripsi umumnya kalimat deklaratif dan kata-kata yang digunakan bersifat objektif. Wacana deskriptif cenderung tidak mempunyai penanda pergeseran waktu seperti dalam wacana narasi.
Jadi, dapat disimpulkan wacana deskripsi adalah wacana yang ditujukan pada penerima pesan tentang gambaran sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Menurut Leech, 1974 (Khushartanti, 2009:94-95) wacana eksposisi adalah wacana yang berisi tentang penjelasan suatu hal agar pembaca dapat memahami dengan baik dan jelas tentang suatu informasi. Wacana eksposisi dicirikan oleh kuatnya paparan informasi, seperti pada karangan khas (feature).
Contoh:
Peningkatan kadar keasaman air hujan disebabkan oleh sisa pembakaran di udara. Bahkan, bahan bakar fosil (misalnya minyak bumi, gas alam, batu bara) apabila dibakar akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) sebagai penyebab utama keasaman itu. Penghasil SO2 dan NOX terbesar adalah pembangkit listrik dan industri yang menggunakan batu bara sebahai bahan bakar. SO2 dan NOX itu juga dilepaskan oleh kendaraan di jalan. Zat-zat yang berat akan jatuh ke bumi dan yang ringan mengambang di udara. Jika hujan, zat-zat itu, yang mengambang di udara, tersapu bersih oleh hujan yang turun. Makin banyak zat-zat itu makin asam air hujan yang menyapunya.
Wacana eksposisi menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kata tanya bagaimana. Oleh karena itu, wacana tersebut dapat digunakan untuk menerangkan proses atau prosedur suatu aktivitas. Khusus untuk menerangkan proses dan prosedur, kalimat – kalimat yang digunakan dapat berupa kalimat perintah disertai dengan kalimat deklaratif.
Jadi, dapat disimpulkan wacana eksposisi adalah wacana yang menerangkan sesuatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya dengan baik.
Menurut Leech, 1974 (Khushartanti, 2009:94-95) wacana eksposisi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi pembaca agar dapat menerima ide, pendapat, atau pernyataan yang dikemukakan penulisnya. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya, penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Wacana argumentasi dicirikan oleh kuatnya argumentasi karena didukung oleh eksplorasi bukti dan prosedur metodologis, seperti pada tesis dan disertasi.
Menurut Leech, 1974 (Khushartanti, 2009:95) wacana persuasi adalah wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Wacana persuasi dicirikan oleh menonjolnya rangsangan dan bujukan dari penutur atau penulis agar mitra tutur atau pembaca mengikuti apa yang diharapkan penutur atau penulis seperti pada iklan.
Contoh:
Lelaki : “Gratis! Bu, ada yang gratisan lagi! Rinso satu kilo sekarang berhadiah,hadiahnya itu…”
Wanita : “O, apa sih?” (dengan penuh rasa ingin tahu)
Lelaki : “He, betulkan… nggak sabra kan! Hadiahnya itu satu sabun Livebuoyseratus gram seharga tiga ratus rupiah. Siip kan, Bu? Jadi ingat, setiap beli Rinso satu kilogram bertanda khusus, jangan lupa minta hadiahnya satu sabun Livebuoy! Oke, cepet lho, sebelum habis!”
Pada wacana diatas, disajikan ide – ide yang dapat membuat para konsumen tetap setia pada barang yang diiklankan. Harapan itu dapat dicapai dengan cara mengubah perasaan, sikap, dan citra pikiran konsumen pada barang tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan wacana persuasi adalah wacana yang berisi ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya.
Menurut Leech, 1974 (Khushartanti, 2009:95) wacana narasi adalah wacana yang salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan, dialamin dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi dan autobiografi, sedangkan yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel. Wacana narasi dicirikan oleh adanya alur, peristiwa, dan tokoh.
Contoh:
Sebulan sejak kedatangan pasukan tentara tak terdengar peristiwa perampokan di wilayah Dawuan. Meskipun tentara tetap siaga dan berpatroli di malam hari, tetapi setidaknya aku merasakan suasana yang tenang diantara mereka. Hubunganku dengan Sersan Slamet lebih dapat dikatakan sebagai hubungan pribadi daripada sebagai hubungan antara seorang kopral dan seorang sersan. Dia banyak bertanya tentang diriku, asal usulku bahkan sekolahku. Dia mengajariku menulis dan membaca setelah mengetahui aku tak pernah bersekolah. Berbagai kisah diceritakan padaku. Tetapi yang kusenangi adalah kisah seorang tentara pelajar yang karena keberaniannya dapat membunuh tiga serdadu musuh dalam suatu pertempuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar