Prasarat Wacana
PENDAHULUAN
Wacana yang ideal mengandung seperangkat proposisi yang paling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau kohesi. Selain itu dibutuhkan juga keteraturan atau kerapian susunan yang menimbulkan rasa koherensi. Kohesi dan koherensi merupakan factor yang penting dalam peningkatan mutu wacana dan terdapat topik,proporsional serta tuturan.
Wacana mempunyai bentuk dan makna. Kepaduan makna dan kerapian bentuk merupakan factor penting untuk menentukan keterbacaan dan keterpahaman wacana. Kepaduan (kohesi) dan kerapian (koherensi) merupakan unsur hakikat wacana,unsur yang turut menentukan keutuhan wacana.
LANDASAN TEORI
Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antara bagian di dalam suatu bangun bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Dalam wacana haruslah ada koherensi dan kohesi dari awal sampai akhir. Namun terbentuknya wacana tidak cukup hanya dengan hoherensi dan kohesi. Alwi, dkk. (1998:419) yang mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk kesatuan. Kohesi dan koherensi juga merupakan syarat terbentuknya suatu wacana selain syarat lain, yaitu topik. Koherensi tidak harus selalu dicapai dengan bantuan kohesi. Sedangkan menurut Widowson (1978:22) wacana mempunyai dua hal penting, yaitu proposisi (sejajar dengan topik) dan tindak tutur (tuturan pengungkap topik).
Kohesi
Wacana terdiri atas kalimat-kalimat dan kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Kohesi merupakan organisasi sintaktik,merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Artinya bahwa kohesi adalah hubungan antar kalimat dalam sebuah wacana,baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu (Gutwisky,1976:26). Hubungan kohesi seperti unsur dalam wacana dapat di interpretasikan, sesuai dengan ketergantungannya dengan unsur-unsur lainnya. Kohesi wacana terbagi dalam dua aspek yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi leksikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan kata.
Kohesi gramatikal meliputi:
Referensi (pengacuan), merupakan pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan lainnya.
Substitusi ( penggantian), diartikan sebagai penggantian satuan lingual dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda.
Elipsis atau pelesapan, adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya.
Konjungsi (perangkaian), adalah kohesi gramatikal yang dilakukan dengan menghubungkan unsure yang satu dengan unsur yang lain.
Kohesi leksikal meliputi:
Repetisi
Sinonimi
Antonim
Hiponim
Kolokasi
Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan,fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga kita mudah memahami pesan yang dikandungnya (Wohl,1978:25). Wacana ideal terdiri atas kalimat-kalimat, bahkan paragraf-paragraf dan untuk mencapai kekoherensifan.
Penambahan
Repetisi atau pengulangan
Pronomina
Sinonimi
Totalitas Bagian
Komparasi
Penekanan
Kontras
Simpulan
Paralelisme atau kesejajaran.
Waktu
Topik
Wacana yang mengungkapkan satu bahasan atau gagasan yang diurai, membentuk serangkaian penjelasan tetapi tetap merujuk pada satu topik. Sehingga topik yang diangkat atau yang dimaksud memberikan suatu tujuan. Tujuan-tujuan yang teradapat dalam wacana, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis wacana. Seperti wacana persuasif, tujuannya untuk mempengaruhi pembaca. Atau bisa berupa simbol huruf P pada rambu-rambu lalu lintas, memberikan tujuan menginformasikan pengguna jalan,
Proporsional
Prosorsional ialah keseimbangan dalam makna yang ingin dijabarkan dalam wacana, atau makna yang terdapat dalam wacana. Misalnya apabila sebuah wacana persuasif, terdapat kesinambungan yang tepat antara paragraf yang satu dengan yang lain. Apabila paragraf pertama terdapat beberapa tuturan yang mempengaruhi pembaca dengan satu topik, maka paragraf kedua juga harus tetap meruju pada satu topik dan dimungkinkan lebih merujuk pada hal yang khusus. Sehingga antara paragraf yang satu dengan yang lain padu dan tidak membingungkn pembaca dan seimbang serta saling berhubungan.
Tuturan
Tuturan adalah pengungkapan suatu topik yang ada dalam wacana. Baik tutur tulis atau tutur lisan. tuturan kaitannya menjelaskan suatu topik yang terdapat dalam wacana dengan tetap adanya kohesi dan koherensi yang proporsional di dalamnya.
PENUTUP
Wacana mempunyai bentuk dan makna. Kepaduan makna dan kerapian bentuk merupakan factor penting untuk menentukan keterbacaan dan keterpahaman wacana. Kepaduan (kohesi) dan kerapian (koherensi) merupakan unsur hakikat wacana,unsur yang turut menentukan keutuhan wacana.
CONTOH
Contoh Kohesi:
Kabupaten jember merupakan salah satu wilayah yang ada di propinsi jawa timur yang penduduknya mayoritas terdiri dari suku jawa dan suku madura. Dalam kondisi yang demikian, masyarakat kabupaten jember dapat di golongkan kedalam masyarakat campuran. Hal ini akan membawa dampa pada kondisi kebahasaannya. Paling tidak masyarakat jember tergolong pada dwibahasawan ( menguasai dua bahasa) atau bahkan multibahasawan ( menguasi lebih dari dua bahasa). Contohnya adalah menguasai bahasa jawa (bahasa daerah), bahasa madura (bahasa daeraha), dan bahasa indonesia (bahasa standar nasional indonesia)
Contoh Koherensi:
Kalimat yang tertuang pada pasal 36 Bab XVI Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi bahasa negara adalah bahasa indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara tersebut, bahasa indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, sebagai bahasa pengantar disekolah, sebagai bahasa dalam menjalankan administrasi pemerintahan, sebagai alat penghubung tingkat nasional, serta sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan. Selain itu bahasa indonesia juga sebagai bahasa nasional, yaitu bahasa kesatuan dalam politik, sosial, budaya. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa itulah kedudukan dan fungsi bahasa indonseia.
Sumber : Tarigan, Henry, Guntur. Pengajaran Wacana.2009.Bandung:Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar