Verba
atau kata kerja ciri utamanya yaitu ;
Dapat didampingi oleh adverbial “tidak, tanpa”, dan khusus untuk negasi “bukan” dapat juga mendampingi sebuah verba,
tetapi dengan persyaratan yaitu bila berada dalam konstruksi konstraktif.
1.
Dapat didampingi oleh semua adverbia
frekuensi.
2.
Tidak dapat didampingi oleh kata
bilangan dengan penggolongannya.
3.
Tidak dapat didampingi oleh semua
adverbia derajat.
4.
Dapat didampingi oleh semua adverbia
kala.
Contoh
:
1.
Tidak datang, tanpamakan, dia bukan menangis
karena sedih, melainkan karena gembira.
2.
Seringdatang, jarangmakan, kadang-kadang pulang.
Secara morfologi verba yang berupa kata turunan
dapat dikenali dari bentuknya.
Berprefiks
ber-, berkonfiks ber-an, berklofiks ber-an, berklofiks ber-kan.
Berprefiks me-, berklofiks me-kan, berklofiks me-i,
berklofiks memper-,berprefiks me- dan konfiks per-kan,berprefiks me- dan
berkonfiks per-i.
1. Berprefiks
ter-, berkonfiks ter-kan,berkonsfik ter-i.
2. Berprefiks
se-.
3. Bersufiks
–kan.
4.
Bersufiks –i.
Berkofiks
ke-an. Nomina atau Kata Benda Ciri utamanya yaitu ;
1. Tidak
dapat didahului adverbia derajat agak (
lebih, sangat, dan paling)”.
2. Tidak
dapat didahului oleh adverbia keharusan “wajib”.
3. Dapat
didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah, seperti :“satu,sebuah, sebatang”
4. Tidak
dapat diahului oleh adverbia negasi “tidak”.
Contoh
: Agakkucing, agak kucing, agak bulan, dll.
Dari
segi bentuk nomina turunan dapat dikenali dari afiks-afiks yang di imbuhkan
pada dasar yakni bentuk:
1. Berprefiks : pe-, per-.
2. Berkonfiks
: pe-an, per-an, ke-an.
3. Bersufiks : -an.
Ajektiva
atau Kata KeadaanCiri utamanya yaitu ;
1. Tidak
dapat didampingi adverbia frekuensisering, jarang,dankadang-kadang.
2. Tidak
dapat didampingi adverbia jumlah.
3. Dapat
didampingi oleh semua adverbia derajat.
4. Dapat
didampingi adverbia kepastianpasti, tentu, mungkindan
5. Tidak
dapat diberi adverbia kalahendakdanmau. Jadi bentuk-bentuk tidak diterima. Contoh
: Sering indah, jarangtinggi,kadangbesar, dll.
Secara morfologi ajektifa yang berupa kata turunan
atau kata bentukan dapat dikenali dari sufiks-sufiks (yang berasal dari bahasa
asing) :
1. al
(faktual, ideal gramatikal)
2. il
(prinsipil, idiil, materiil)
3. iah
(alamiah, ruhaniah, harfiah)
4. if
(efektif, kualitatif, administratif)
5. ik
(mekanik, patriotik, heroik)
6. is
(teknis, kronologis, pancasilais)
7. istis
(materialistis, optimistis, egoistis)
8. i
(islami, alami, jasadi)9.wi (duniawi, surgawi, kimiawi)
9. ni
(gerejani)
B. Klasifikasi Kelas Tertutup
Kelas kata tertutup adalah yang jumlah
keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah, atau
berkurang. Yang termasuk kelas tertutup adalah kelas-kelas adverbia, kelas
preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula, dan kelas
interjeksi.1.Adverbiaadalah kata ketarangan atau kata ketarangan tambahan.
Fungsinya adalah menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata yang
lainnya. Adverbia disebut juga kata-kata
yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan ajektifa. Adverbia pada umumnya
berupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang berupa kata bentukan. Yang berupa kata
bentukan ini secara morfologi dapat dikenali dari bentuknya :
1. Berprefiks
se- (sejumlah, sebagian, seberapa, semoga)
2. Berprefiks
se- dengan reduplikasi (sekali-kali, semena-mena)
3. Berkonsfiks
se-nya ( sebaiknya, seharusnya, sesungguhnya, sebisanya)
4. Berkonfiks
se-nya disertai reduplikasi (selambat-lambatnya, secepat-cepatnya,
sedapat-dapatnya)
Pronomina lazim disebut kata ganti karena tugasnya
memang menggantikan nomina yang ada. Secara umum dibedakanmenjadi empat macam
pronomina yaitu:
1.Pronomina
persona (kata ganti diri)
Kata ganti diri adalah pronomina yang menggantikan
nomina orang atau yang diorangkan, baik berupa nama diri atau bukan nama diri.
Kata
ganti diri dibedakan atas :
- Kata ganti diri orang pertama
tunggal (saya, aku, beta), orang pertama jamak (kami kita)
- Kata ganti diri orang kedua tunggal
(kamu, engkau), orang kedua jamak (kalian kamu sekalian)
- Kata ganti diri orang ketiga
tunggal (ia, dia, nya), orang ketiga jamak (mereka)
Pronomina demostrativa (kata ganti
penunjuk)
Kata ganti penunjuk atau pronomina demostratifa
(ini, itu) yang digunakan untuk menggantikan nomina sekaligus dengan
penunjukkan. Kata ganti penunjuk ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
dekat dengan pembicara, sedangkan kata ganti penunjuk itu digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara.
Pronomina interogatifa (kata ganti
tanya)
Kata ganti tanya atau pronomina interogatifa adalah
kata yang digunakan untuk bertanya atau menanyakan sesuatu (nomina atau
kontruksi yang dianggap sebagai nomina) kata ganti tanya ini meliputi, apa,
siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana,danmana
Pronomina tak tentu
Pronomina tak tentu atau kata ganti tak tentu adalah
kata-kata yang digunakan untuk menggantikan nomina yang tidak tentu. Yang
termasuk akata ganti tak tentu adalah seseorang, salah seorang, siapa saja,
setiap orang, masing-masing, suatu, sesuatu, salah satu beberapa dan sewaktu-waktu.
Numeralia
Kata bilangan atau numeralia adalah kata-kata yang
menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan
fungsinyadikenal adanya kata bilangan utama (satu, dua, lima), bilangan genap
(dua, empat dua belas), bilangan ganjil (tiga, lima, tujuh).b) Kata bantu bilangan disebut juga kata
penjodoh bilangan, atau kata penggolong bilangan atau kata-kata yang digunakan
sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan
dengan nominanya. Yang termasuk dalam kata bantu bilangan adalah:ekor, buah,
batang, helai, butir, biji, pucuk, bilah, mata, tangkai, kuntum, tandan, carik,
kaki, pasang,dan4. PreposisiPreposisi atau kata depan adalah kata-kata yang
digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa.Secara
semantik preposisi menyatakan makna sebagai berikut :
- Tempat berada (di , pada, dalam,
atas, antara)
- Arah asal (dari)
- Arah tujuan (ke, kepada, akan,
terhadap)
- Pelaku (oleh)
- Alat (dengan, berkat)
- Perbandingan (daripada)
- Hal atau masalah (tentang,
mengenai)
- Akibat, batas waktu (hingga,
sehingga, sampai)
- Tujuan (untuk, buat, guna, bagi)
Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang
menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara
frase dengan frase, antara klausa dengan klausa atau antara kalimat dengan
kalimat. Dilihat dari tingkat kedudukannya dibedakan atas :
Konjungsi koordinatif
- Menghubungkan atau menjumlahkan
(dan, dengan, serta)
- Menghubungkan atau memilih (atau)
- Menghubungkan mempertentangkan
(tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya)
- Menghubungkan membetulkan
(melainkan, hanya)
- Menghubungkan menegaskan (bahkan,
malah, malahan, lagipula, apalagi, jangankan)
- Menghubungkan membatasi (kecuali,
hanya)
- Menghubungkan mengurutkan
(kemudian, lalu, selanjutnya, setelah itu)
- Menghubungkan menyamakan (yaitu,
yakni, ialah, adalah, bahwa)
Konjungsi subordinatif
Konjungsi
subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa)
yang kedudukannya tidak sederajatKonjungsi ini dibedakan atas:
- Menghubungkan menyatakan sebab
akibat (sebab, karena)
- Menghubungkan menyatakan
persyaratan (kalau, jika, bila, bilamana, apabila, asal)
- Menghubungkan menyatakan tujuan
(agar, supaya)
- Menghubungkan menyatakan waktu
(ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala, sejak, sambil, selama)
- Menghubungkan menyatakan akibat,
yaitu konjungsi sampai, hingga, dan sehingga)
- Menghubungkan menyatakan batas
kejadian (sampai, hingga)
- Menghubungkan menyatakan tujuan
atau sasaran (untuk, guna)
- Menghubungkan menyatakan penegasan
(meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun)
- Menghubungkan menyatakan
pengandaian (seandainya, andaikata)
- Menghubunkan menyatakan
perbandingan (seperti, sebagai, laksana)
Konjungsi antar kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang
digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang
berada dalam satu paragraf. Dari sifat hubungannnya dibedakan atas :
- Menghubungkan dan mengumpulkan
(jadi, karena, oleh sebab itu, kalau begitu, dengan demikian)
- Menghubungkan menyatakan penegasan
(lagipula, apalagi)
- Menghubungkan mempertentangkan atau
mengontraskan (namun, sebaliknya)
Artikula
Artikula atau kata sandang adalah kata-kata yang
berfungsi sebagai penentu atau mendefinisikan sesuatu nomina, ajektifa, atau
kelas lain. Artikula dalam bahasa Indonesia adalah si, sang.
Interjeksi
Interjeksi adalah kata-kata yang mengungkapkan
perasaan batin misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan
sebagainya. Interjeksi terbagi menjadi dua yaitu interjeksi yangberupa kata
singkat (wah, cih, hai, oi, oh, nah, hah) dan interjeksi yang terdiri dari
kata-kata biasa ( aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga. Alhamdulillah,
Masyaallah dsb).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar