Senin, 23 Januari 2017

macam macam kata



Verba atau kata kerja ciri utamanya yaitu ;

Dapat didampingi oleh adverbial “tidak, tanpa”, dan khusus untuk negasi “bukan” dapat juga mendampingi sebuah verba, tetapi dengan persyaratan yaitu bila berada dalam konstruksi konstraktif.

1.      Dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi.
2.      Tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolongannya.
3.      Tidak dapat didampingi oleh semua adverbia derajat.
4.      Dapat didampingi oleh semua adverbia kala.

Contoh :
1.      Tidak datang, tanpamakan, dia bukan menangis karena sedih, melainkan karena           gembira.
2.      Seringdatang, jarangmakan, kadang-kadang pulang.

Secara morfologi verba yang berupa kata turunan dapat dikenali dari bentuknya.
Berprefiks ber-, berkonfiks ber-an, berklofiks ber-an, berklofiks ber-kan.

Berprefiks me-, berklofiks me-kan, berklofiks me-i, berklofiks memper-,berprefiks me- dan konfiks per-kan,berprefiks me- dan berkonfiks per-i.

1.      Berprefiks ter-, berkonfiks ter-kan,berkonsfik ter-i.
2.      Berprefiks se-.
3.      Bersufiks –kan.
4.      Bersufiks –i.

Berkofiks ke-an. Nomina atau Kata Benda Ciri utamanya yaitu ;

1.      Tidak dapat didahului adverbia derajat  agak ( lebih, sangat, dan paling)”.
2.      Tidak dapat didahului oleh adverbia keharusan “wajib”.
3.      Dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah, seperti :“satu,sebuah, sebatang”
4.      Tidak dapat diahului oleh adverbia negasi “tidak”.

Contoh : Agakkucing, agak kucing, agak bulan, dll.


Dari segi bentuk nomina turunan dapat dikenali dari afiks-afiks yang di imbuhkan pada dasar yakni bentuk:
1.      Berprefiks : pe-, per-.
2.      Berkonfiks : pe-an, per-an, ke-an.
3.      Bersufiks   : -an.

Ajektiva atau Kata KeadaanCiri utamanya yaitu ;

1.      Tidak dapat didampingi adverbia frekuensisering, jarang,dankadang-kadang.
2.      Tidak dapat didampingi adverbia jumlah.
3.      Dapat didampingi oleh semua adverbia derajat.
4.      Dapat didampingi adverbia kepastianpasti, tentu, mungkindan
5.      Tidak dapat diberi adverbia kalahendakdanmau. Jadi bentuk-bentuk tidak diterima. Contoh : Sering indah, jarangtinggi,kadangbesar, dll.

Secara morfologi ajektifa yang berupa kata turunan atau kata bentukan dapat dikenali dari sufiks-sufiks (yang berasal dari bahasa asing) :

1.      al (faktual, ideal gramatikal)
2.      il (prinsipil, idiil, materiil)
3.      iah (alamiah, ruhaniah, harfiah)
4.      if (efektif, kualitatif, administratif)
5.      ik (mekanik, patriotik, heroik)
6.      is (teknis, kronologis, pancasilais)
7.      istis (materialistis, optimistis, egoistis)
8.      i (islami, alami, jasadi)9.wi (duniawi, surgawi, kimiawi)
9.      ni (gerejani)

B.  Klasifikasi Kelas Tertutup

Kelas kata tertutup adalah yang jumlah keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah, atau berkurang. Yang termasuk kelas tertutup adalah kelas-kelas adverbia, kelas preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula, dan kelas interjeksi.1.Adverbiaadalah kata ketarangan atau kata ketarangan tambahan. Fungsinya adalah menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata yang lainnya.  Adverbia disebut juga kata-kata yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan ajektifa. Adverbia pada umumnya berupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang berupa kata bentukan. Yang berupa kata bentukan ini secara morfologi dapat dikenali dari bentuknya :

1.      Berprefiks se- (sejumlah, sebagian, seberapa, semoga)
2.      Berprefiks se- dengan reduplikasi (sekali-kali, semena-mena)
3.      Berkonsfiks se-nya ( sebaiknya, seharusnya, sesungguhnya, sebisanya)
4.  Berkonfiks se-nya disertai reduplikasi (selambat-lambatnya, secepat-cepatnya, sedapat-dapatnya)

Pronomina lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Secara umum dibedakanmenjadi empat macam pronomina yaitu:

1.Pronomina persona (kata ganti diri)

Kata ganti diri adalah pronomina yang menggantikan nomina orang atau yang diorangkan, baik berupa nama diri atau bukan nama diri.
Kata ganti diri dibedakan atas :

  1. Kata ganti diri orang pertama tunggal (saya, aku, beta), orang pertama jamak (kami kita)
  2. Kata ganti diri orang kedua tunggal (kamu, engkau), orang kedua jamak (kalian kamu sekalian)
  3. Kata ganti diri orang ketiga tunggal (ia, dia, nya), orang ketiga jamak (mereka)
Pronomina demostrativa (kata ganti penunjuk)

Kata ganti penunjuk atau pronomina demostratifa (ini, itu) yang digunakan untuk menggantikan nomina sekaligus dengan penunjukkan. Kata ganti penunjuk ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dekat dengan pembicara, sedangkan kata ganti penunjuk itu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara.

Pronomina interogatifa (kata ganti tanya)

Kata ganti tanya atau pronomina interogatifa adalah kata yang digunakan untuk bertanya atau menanyakan sesuatu (nomina atau kontruksi yang dianggap sebagai nomina) kata ganti tanya ini meliputi, apa, siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana,danmana

Pronomina tak tentu

Pronomina tak tentu atau kata ganti tak tentu adalah kata-kata yang digunakan untuk menggantikan nomina yang tidak tentu. Yang termasuk akata ganti tak tentu adalah seseorang, salah seorang, siapa saja, setiap orang, masing-masing, suatu, sesuatu, salah satu beberapa dan sewaktu-waktu.

Numeralia

Kata bilangan atau numeralia adalah kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan fungsinyadikenal adanya kata bilangan utama (satu, dua, lima), bilangan genap (dua, empat dua belas), bilangan ganjil (tiga, lima, tujuh).b)      Kata bantu bilangan disebut juga kata penjodoh bilangan, atau kata penggolong bilangan atau kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya. Yang termasuk dalam kata bantu bilangan adalah:ekor, buah, batang, helai, butir, biji, pucuk, bilah, mata, tangkai, kuntum, tandan, carik, kaki, pasang,dan4. PreposisiPreposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa.Secara semantik preposisi menyatakan makna sebagai berikut :

  1. Tempat berada (di , pada, dalam, atas, antara)
  2. Arah asal (dari)
  3. Arah tujuan (ke, kepada, akan, terhadap)
  4. Pelaku (oleh)
  5. Alat (dengan, berkat)
  6. Perbandingan (daripada)
  7. Hal atau masalah (tentang, mengenai)
  8. Akibat, batas waktu (hingga, sehingga, sampai)
  9. Tujuan (untuk, buat, guna, bagi)
Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa atau antara kalimat dengan kalimat. Dilihat dari tingkat kedudukannya dibedakan atas  :

Konjungsi koordinatif 

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara.

  1. Menghubungkan atau menjumlahkan (dan, dengan, serta)
  2. Menghubungkan atau memilih (atau)
  3. Menghubungkan mempertentangkan (tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya)
  4. Menghubungkan membetulkan (melainkan, hanya)
  5. Menghubungkan menegaskan (bahkan, malah, malahan, lagipula, apalagi, jangankan)
  6. Menghubungkan membatasi (kecuali, hanya)
  7. Menghubungkan mengurutkan (kemudian, lalu, selanjutnya, setelah itu)
  8. Menghubungkan menyamakan (yaitu, yakni, ialah, adalah, bahwa)
Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajatKonjungsi ini dibedakan atas:

  1. Menghubungkan menyatakan sebab akibat (sebab, karena)
  2. Menghubungkan menyatakan persyaratan (kalau, jika, bila, bilamana, apabila, asal)
  3. Menghubungkan menyatakan tujuan (agar, supaya)
  4. Menghubungkan menyatakan waktu (ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala, sejak, sambil, selama)
  5. Menghubungkan menyatakan akibat, yaitu konjungsi sampai, hingga, dan sehingga)
  6. Menghubungkan menyatakan batas kejadian (sampai, hingga)
  7. Menghubungkan menyatakan tujuan atau sasaran (untuk, guna)
  8. Menghubungkan menyatakan penegasan (meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun)
  9. Menghubungkan menyatakan pengandaian (seandainya, andaikata)
  10. Menghubunkan menyatakan perbandingan (seperti, sebagai, laksana)
Konjungsi antar kalimat

Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraf. Dari sifat hubungannnya dibedakan atas :

  1. Menghubungkan dan mengumpulkan (jadi, karena, oleh sebab itu, kalau begitu, dengan demikian)
  2. Menghubungkan menyatakan penegasan (lagipula, apalagi)
  3. Menghubungkan mempertentangkan atau mengontraskan (namun, sebaliknya)
Artikula

Artikula atau kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinisikan sesuatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Artikula dalam bahasa Indonesia adalah si, sang.

Interjeksi

Interjeksi adalah kata-kata yang mengungkapkan perasaan batin misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Interjeksi terbagi menjadi dua yaitu interjeksi yangberupa kata singkat (wah, cih, hai, oi, oh, nah, hah) dan interjeksi yang terdiri dari kata-kata biasa ( aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga. Alhamdulillah, Masyaallah dsb).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar